فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (١٣)وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (١٤)فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (١٥)وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (١٦)وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (١٧)يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (١٨)
13. Maka
apabila sangkakala ditiup sekali tiup[1507]
14. dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
15. Maka pada hari itu terjadilah
hari kiamat,
16. dan terbelahlah langit, karena
pada hari itu langit menjadi lemah.
17. dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung
'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
18. pada hari itu kamu dihadapkan
(kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi
Allah).
[1507] Maksudnya: ialah tiupan yang
pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur.
Tafsir :
Dalam ayat-ayat ini memberitakan tentang suasana hari kiamat yang diawali dengan tiupan sangkakala, pertama untuk menakutkan, kedua untuk mematika, dan ketiga untuk membangkitkan kembali untuk menghadap kepada Tuhan Rabbul Alamin.
Kemudian bumi dan gunung-gunungnya terangkat dan terbentur menjadi satu merupan daratan yang melebar, dan pada hari itulah permulaan kiamat, dan segala sesuatu akan terjadi menurut firman Allah akan terjadi. Kemudian langit akan terbelah sehingga menjadi lemah bagaikan cairan yang mengalir, maka terbukalah semua pintu langit dan para malaikat berada di semua penjuru pintu langit, sehingga terlihatlah Malaikat penanggung arsy yang delapan baris itu. Pada saat itulah kamu akan di hadapkan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu,
Dalam nasihatnya Umar bin Alkhatthab r.a. berkata, "Adakah perhitungan terhadap dirimu sebelum kamu dihisab oleh Allah, dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum amal perbuatan mu di timbang di hadapan Allah. Sebab yang demikian ini akan meringankanmu kelak, dan berkemas-kemaslah menghadap Allah.
Abu Musa r.a berkata , bahwa Rasulullah SAW, bersabda, "Yu" radhun naasu yaumul qiyamati tsalaa tsuaradhaat, amma ardhataani fajidaalun wama'aa dzur wa ammats tsalitsah fa inda dzalika tathirus suhufu dil aidi fa aa khibiyaminihi wa aa khu dzan bisyimaa lihi."
Artinya: "Manusia akan dihadapkan kepada Allah salam tiga saat, pertama dan kedua hanya perdebatan dan pengajuan alasan uzur, sedang yang ketiga saat tibanya sratan amal, maka ada yang menerima dengan tangan kanannya dan ada yang menerima dengan tangan kirinya.